Aksara Institute sukses menggelar agenda Bincang Aksara (BICARA) #9 dengan tema Menulis Resensi Film untuk Pemula. Acara digelar pada Sabtu, 25 Januari 2025 di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta Pusat. Herita Endriana, mantan jurnalis film menjadi pemateri pada agenda ini.
Secara detail, ia menjelaskan proses resensi film dibuat, mulai dari awal hingga akhir. Dalam pemaparannya, terdapat beberapa unsur film yang dapat menjadi bahan pembuatan resensi. Menulis resensi film tidak hanya berpusat pada alur dan akhir dalam sebuah cerita. Namun, kualitas akting, pemilihan tokoh dan nama karakter, sinopsis cerita hingga sisi teknis dapat dijadikan sebagai resensi.
“Ada tiga jenis resensi film yang dapat dibuat. Pertama, resensi informatif, semacam mengarahkan panduan kepada calon penonton yang dibuat secara singkat. Kedua, resensi deskriptif. Jenis resensi ini memberikan rincian hasil observasi penulis, sehingga pembaca dapat membayangkan nuansa yang diceritakan,” ujar Herita.
Terakhir, resensi kritis. “Resensi ini memberikan pemaknaan dengan mengaitkan setiap unsur pada cerita, semisal dengan konteks budaya atau politik,” ujar Ita, nama sapaan Herita.
Ita menekankan pentingnya menentukan angle bagi pembaca. Karena, menurutnya, angle bisa menentukan menarik atau tidaknya sebuah resensi film untuk dibaca. Selain itu, pembuatan lead dan kesimpulan juga tidak luput dari perhatian.
Ia menyarankan kepada mereka yang ingin menulis resensi film untuk membuat tiga unsur tersebut semenarik mungkin. Dalam acara tersebut para peserta juga diminta untuk berlatih cara membuat lead yang menarik. Terlihat beberapa peserta sudah lihai dalam membuatnya.
“Untuk membuat sebuah resensi film, ada tiga proses yang penting untuk diperhatikan. Pertama, coba riset terlebih dahulu sebelum menonton. Kedua, saat menonton coba perhatikan adegan-adegan yang menarik. Terakhir, coba riset lanjutan guna melengkapi kerangka tulisan yang ada,” ucap Ita.
Sampai bertemu lagi dalam BICARA edisi selanjutnya!
Penulis: Fauzi Ibrahim
Fauzi Ibrahim; alumni Kelas Daring Literasi Media (KDLM) ke-6





